Jumat, 26 Juli 2013

Studi Longitudinal dan Cross-Sectional

Studi Longitudinal adalah studi yang berlangsung sepnjang waktu yang memaparkan kecenderungan atau serangkaian "pengamatan sebelum dan sesudah". Menurut Levine dan Meyer (1977) dalam studi perubahan jumlah orang kulit putih dan negro yang mendaftar di Sekolah Umum di Kansas City antara tahun 1960-1974, menemukan bahwa dalam sekolah hanya sedikit orang negro yang mendaftar (29%) tampaknya tetap tidak melakukan pemisahan, namun pada sekolah yang presentase murid negro tinggi terjadi pemisahan kembali yang hampir meyeeluruh, sebagai hasil dari apa yang dikenal dengan "pelarian orang kulit putih".


Kadang-kadang kesimpulan studi longitudinal di tarik dari studi cross-sectional. Kesimpulan dari studi Longitudinal dan cross-sectional sering salah sama sekali. Misalnya, sejak tes intelegensi dimulai perbandingan cross-sectional secara konsisten telah menunjukan bahwa IQ rata-rata tampaknya memuncak pada masa awal dewasa dan menurun secara konsisten setelah itu. Namun, survei ini dilaksanakan selama satu periode dimana mutu pendidikan umum naik secara tetap. Jadi masing-masing survey membandingkan antara orang muda terpelajar dengan orang tua yang kurang terpelajar.

Studi longitudinal yang pertama mengulur orang yang sama dalam jangka waktu beberapa tahun melaporkan adanya penurunan IQ yang konsisten sampai hari tua, dengan beberapa segi inteligensi membaik sedang yang lain menurun dengan lampaunya waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar